Senin, 01 April 2013

KLASIFIKASI KALIMAT BERDASARKAN RESPONSI YANG DIHARAPKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Banyak sekali kalimat yang kita produksi dalam setiap harinya. Namun demikian, tidak semua orang mengerti dan memahami seluk beluk kalimat. Dan sesuai dengan pengertian Sintaksis yang merupakan cabang linguistik yang menelaah tentang kalimat, dimana kalimat itu jangkauannya sangatlah luas      
Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang kalimat dikemukan. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis harus memiliki S dan P (Srifin dan Tasai, 2002: 58).Panjang atau pendek, kalimat hanya dan harus terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat pendek menjadi panjang atau berkembang karena diberi tambahan-tambahan atau keterangan-keterangan pada subjek, pada predikat, atau pada keduanya (Wijayamartaya, 1991: 9). Pendapat lain mengatakan, kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik dan turun (Ramlan, 1981:6). Menurut Kridalaksana, kalimat adalah suatu bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan baik secara actual maupun potensial terdiri dari klausa (Kridalaksan dkk, 1984:224). Satu bagian nujaran yang didahului dan diikuti kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap, adalah kalimat (Keraf, 1978: 156). Berdasarkan macam-macam kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dijadikan beberapa klasifikasi kalimat.
Dalam makalah ini akan membahas tentang klasifikasi kalimat berdasarkan respon yang diharapkan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah:
1.      Bagaimana pengertian kalimat pernyataan (Deklaratif)?
2.      Bagaimana pengertian kalimat pertanyaan (Interogatif)?
3.      Bagaimana pengertian kalimat perintah (Imperatif)?
C.    Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalah:
1.      Mengetahui pengertian kalimat pernyataan (Deklaratif)?
2.      Menegtahui pengertian kalimat pertanyaan (Interogatif)?
3.      Mengetahui pengertian kalimat perintah (Imperatif)?

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan (Deklaratif) adalah kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan respon tertentu. (Cook, 1971 : 38;49)
Kalimat pernyataan (Deklatarif) adalah kalimat yang isinya menyampaikan pernyataan yang ditunjukan kepada orang lain.
Kalimat Deklaratif tidak memerlukan jawaban baik secara lisan maupun tindakan. Namun, bisa saja diberikan komentar oleh pendengar bila dianggap perlu. Kalimat pernyataan (Deklaratif) juga dapat berupa bentuk apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitahuan atau pernyataan. Dalam bentuk tulisan kalimat deklaratif diakhiri dengan tanda titik, sedangkan dalam bentuk lisan akhir kalimat ini diucapkan dengan nada turun.
Contoh:
·         Ayah membaca Koran.
·         Ibu menjahit baju.
·         Adik tidur.
      Dilihat dari maksud penggunaannya, kalimat pernyataan (Deklaratif) dapat dibedakan atas kalimat:
1)      Untuk menyampaikan informasi faktual berkenaan dengan alam sekitar atau pengalaman penutur. Contoh:
·         Ibu dosen kami masih muda.
·         Banyak warga tidak berani menggunakan kompor gas, lebih suka menggunakan kayu bakar.
2)      Untuk menyatakan keputusan atau penilaian. Contoh:
·         Sebaiknya hubungan kita sampai disini saja.
·         Ibu dosen itu memang cantik sekali.
3)      Untuk menyatakan perjanjian, peringatan, nasihat, dan sebagainya. Contoh:
·         Sebaiknya anda menelpon dulu kalau mau datang ke sini.
·         Kalian harus belajar baik-baik menjelang ujian akhir semester.
4)      Untuk menyatakan ucapan selamat atas suatu keberhasilan atau ucapan prihatin atas suatu kemalangan. Contoh:
·         Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan anda mencapai gelar sarjana.
·         Saya ikut merasa sedih atas musibah yang anda alami.
5)      Untuk member penjelasan, keterangan, atau perincian kepada seseorang. Contoh:
·         Sudah saya informasikan bahwa kedatangan beliau agak terlambat karena jalan macet.
·         Saya terangkan sekali lagi bahwa beliau tidak terlibat dalam kasus korupsi itu.

2.      Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan (Interogatif) adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing respon yang berbentuk jawaban. (Cook, 1971 : 38;49)
Kalimat pertanyaan (Interogatif) adalah kalimat yang mengharapkan adanya jawaban secara verbal. Jawaban dapat berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat.
Pada bahasa tulisan, kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?).
Contoh:
·         Di mana kamu mengajar?
·         Siapa yang memukul anak itu?
·         Mengapa dia tidak datang tadi pagi?
Dilihat dari reaksi jawaban yang diberikan dapat dibedakan adanya:
1)      Kalimat pertanyaan (Interogatif) yang meminta pengakuan jawaban “ya” atau “tidak”, atau “ya” atau “bukan”
a.       Memberi intonasi tanya pada sebuah klausa (kalimat), dalam bahasa tulis intonasi ini dilambangkan dengan tanda tanya (?). contoh:
·         Pejabat itu ditahan KPK?
·         Mereka bekerja sama dengan penduduk?
Dari pertanyaan diatas dapat dijawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”.
b.      Member kata tanya apakah di depan sebuah klausa (kalimat). Contoh:
·         Apakah pejabat itu ditahan KPK?
·         Apakah mereka bekerja sama dengan penduduk?
Dari pertanyaan diatas dapat dijawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”.
c.       Memberi partikel tanya kah pada bagian kalimat yang ingin ditanyakan. Contoh:
·         Ditahan KPK-kah pejabat itu?
·         Bekerja samakah mereka dengan penduduk?
Dari pertanyaan diatas dapat dijawab dengan menggunakan “ya” atau “tidak”.
2)      Kalimat pertanyaan (Interogatif) yang meminta jawaban mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya (apa, siapa, mana, berapa, dan kenapa).
Berikut ini beberapa contoh:
a.       Untuk menanyakan benda digunakan kata tanya apa. Contoh:
·         Apa isi peti itu?
·         Apa yang dapat kausumbangkan kepada mereka?
b.      Untuk menanyaka orang atau yang diorangkan digunakan kata tanya siapa. Contoh:
·         Siapa nama gadis itu?
·         Siapa orang yang duduk di sana itu?
c.       Untuk menanyakan keberadaan benda (termasuk orang) digunakan kata tanya mana. Contoh:
·         Mana Pak Lurah?
·         Mana buku itu?
d.      Untuk menanyakan jumlah atau banyaknya sesuatu digunakan kata tanya berapa. Contoh:
·         Berapa harganya?
·         Berapa lembar kertas yang digunakan?
e.       Untuk menanyakan waktu digunakan kata tanya kapan atau bila. Contoh:
·         Kapan kamu akan menikah?
·         Kapan hutangmu akan kaulunasi?
3)      Kalimat pertanyaan (Interogatif) yang meminta jawaban berupa alasan dibentuk dengan bantuan kata tanya mengapa atau kapan. Contoh:
·         Mengapa kamu sering terlambat?
·         Kenapa dia ditangkap polisi?
4)      Kalimat pertanyaan (Interogatif) yang meminta jawaban berupa pendapat dibentuk dengan bantuan kata tanya bagaimana. Contoh:
·         Bagaimana cara kalian menyelamatkan diri?
·         Bagaimana cara mengangkut batu sebesar itu?
5)      Kalimat pertanyaan (Interogatif) yang menyungguhkan.
Kalimat interogatif dibentuk dari sebuah pernyataan diikuti dengan kata “bukan” dan disertai dengan intonasi tanya. Contoh:
·         Anda berasal dari Papua, bukan?
·         Kamu sudah punya anak, bukan?
Meskipun penanya bermaksud meminta jawaban yang menyungguhkan atau membenarkan, ada kalanya jawaban yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Misalnya:
·         Anda berasal dai Papua, bukan?
Jawabannya:
Bukan, saya dari Ambon.
Namun, kalimat interogatif yang dimulai dengan kata bukan-kah, maka jawabanya menjadi “ya” atau “tidak / bukan”. Misalnya:
Bukankah anda berasal dari Papua?
Jawaban: ya, benar atau bukan, saya dari Ambon.

3.      Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat perintah (Imperatif) adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing respon yang berupa tindakan. (Cook, 1971 : 38;49)
Kalimat perintah (Imperatif) adalah kalimat yang meminta pendengar atau pembaca melakukan sesuatu tindakan. Kalimat perintah (Imperatif) dapat berupa kaliamt perintah, kalimat himbauan, dan kalimat larangan.
Contoh:
·         Keluar Ali!
·         Jangan bicara!

1)      Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan fisik. Menurut sifatnya dapat dibedakan adanya kalimat perintah yang tegas, yang biasa, dan yang halus.
a.       Kalimat perintah yang tegas dibentuk dari sebuah klausa tidak lengkap, biasanya berupa verbal dasar, disertai dengan intonasi perintah. Dalam bahasa tulis intonasi diganti dengan tanda seru (!). contoh:
·         Bersikan!
·         Tembak!
b.      Kalimat perintah yang biasa dibentuk dari sebuah klausa berpredikat verbal yang diberi partikel lah. Contoh:
·         Jagalah kebersihan!
·         Tulislah dengan huruf kapital!
c.       Kalimat perintah yang halus dibentuk dengan menggunakan kata mohon, harap, tolong, minta, silakan, sebaiknya, dan hendaknya. Contoh:
·         Mohon agar surat-surat itu bapak tanda tangani dulu
·         Saya minta agar saudara segera meninggalkan tempat ini
·         Silakan mencicipi hidangan yang ala kadarnya ini
·         Sebaiknya anda menunggu sebentar di sini
·         Hendaknya anda berhati-hati kalau berbicara di sini
2)      Kalimat Larangan
Kalimat larangan merupakan kalimat yang mengharapkan jawaban berupa tidak melekukan sesuatu yang disebutkan dalam kalimat. Menurut sifatnya dapat dibedakan adanya kalimat larangan yang tegas, yang biasa, dan yang halus.
a.       Kalimat larangan yang tegas dibentuk dari sebuah klausa yang diawali dengan kata larangan. Contoh:
·         Dilarang parkir disini!
·         Dilarang merokok!
Untuk menegaskan larangan tersebut, dapat ditambah dengan kata keras.
b.      Kalimat larangan yang biasa dibentuk dari sebuah klausa yang diawali dengan kata jangan atau tidak boleh. Contoh:
·         Jangan berdiri di pintu!
·         Jangan dipegang!
c.       Kalimat larangan yang bersifat halus dibentuk dari sebuah klausa diawali dengan kata sebaiknya, hendaknya, mohon dan sebagainya disertai kata tidak atau jangan. Contoh:
·         Sebaiknya kamu tidak duduk di sini
·         Hendaknya anda jangan malupakan jasa orang itu
·         Kami harap agar anda tidak menganggu ketenangan di sini

BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Klasifikasi kalimat berdasarkan respon yang diharapkan terdapat tiga jenis kalimat, diantaranya:
a.       Kalimat pernyataan
b.      Kalimat pertanyaan
c.       Kalimat perintah
Kalimat pernyataan (Deklatarif) adalah kalimat yang isinya menyampaikan pernyataan yang ditunjukan kepada orang lain.
Kalimat pertanyaan (Interogatif) adalah kalimat yang mengharapkan adanya jawaban secara verbal. Jawaban dapat berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat.
Kalimat perintah (Imperatif) adalah kalimat yang meminta pendengar atau pembaca melakukan sesuatu tindakan. Kalimat perintah (Imperatif) dapat berupa kaliamt perintah, kalimat himbauan, dan kalimat larangan.
2.      SARAN
Semoga apa yang kami kerjakan dapat bermanfaat bagi teman-teman. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dari teman-teman sangat kami butuhkan.

Daftar Pustaka

Tarigan, H.G. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: pendekatan proses. Jakarta: Rineka
Cipta.