Selasa, 16 Oktober 2012

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BANJARMENDALAN LAMONGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah manusia. Tetapi sering kali manusia kurang bersyukur atas pemberian Tuhan. Terkadang mereka sampai melakukan oprasi untuk memperindah bentuk tubuhnya atau agar mereka terlihat cantik atau tampan. Bahkan ada juga yang sampai melakukan oprasi untuk mengubah jenis kelamin. Mereka tidak pernah menyadari bahwa masih ada orang-orang diluar sana yang kurang beruntung dibandingkan dirinya, misalnya saja orang-orang yang berkebutuhan khusus. Orang menciptakan orang-orang berkebutuhan khusus bukan tanpa alasan. Melainkan tuhan ingin menyadarkan makhluk-makhluknya untuk tidak sombong dan selalu bersyukur.
Orang-orang yang berkrbutuhan khusus sering diolok-olok dan dikucilkan. Padahal mereka juga memiliki hak yang sama dengan orang-orang nornal pada umumnya. Mereka juga mempunyai hak untuk menuntut ilmu, akan tetapi mereka tidak bisa sekolah di sekolah umum, melainkan di sekolah  khusus untuk orang-orang yang berkrbutuhan khusus  (SLB).
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi kita agar selelu bersyukur, karena Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan. Bukan hanya itu, kita juga hars bisa menghargai mereka dengan tidak mengucilkan atau mengolok-oloknya.

1.2    Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.    Apa saja jenis-jenis orang berkebutuhan khusus?
2.    Bagaimana sistem pembelajaran yang digunakan untuk anak yang berkrbutuhan khusus?

1.3    Tujuan Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk:
1.    Mengetahui jenis orang-orang berkebutuhan khusus.
2.    mengetahui cara atau sistem pembelejaran yang diberikan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.

1.4    Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.    Menambah rasa syukur kita kepada Tuhan karana telah menciptakan kita tanpa kurang suatau apapun.
2.    Bisa manghargai keberadaan mereka dengan cara tidak mengucilkan atau mengolok-oloknya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Jenis-jenis Orang Berkebutuhan khusus
Dari hasil penelitan yang saya lakukan, ternyata banyak sekali jenis-jenis orang yang berkebutuhan khusus.

1.    Tunanetra
Tunanetra adalah seseorang yang mempunyai gangguan atau hambatan dalam daya penglihatannya atau tidak berfungsi indra penglihatannya.
                        Faktor penyebab ketunanatraan adalah:
a.    Sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhaan seorang anak dalam kandungan.
b.    Pada saat mengandung ssng ibu menderita penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan, seperti: Gonorrhoe, trachoma, dan akibat kecelakaan.
c.    Kerusakaan pada mata atau syaraf mata.
Keadaan fisik anak tunanatra tisa berbeda dengan anak normal lainnya. Perbedaan nyata diantara mereka hanya terdapat pada organ penglhataan. Intelektualnya pun tidak jauh berbeda. Kecenderugan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah.

2.    Tunarungu
Tunarungu adalan seseorang yang kehilangaan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Fisik orang yang mengalami tunarungu tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya, hanya saja saat meraka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau tidak bisa mendengar atau kurang bisa mendengar dan berbicara atau bisa berbicara tapi tidak bisa mendengar atau sebaliknya.

3.    Tunagrahita
Tunagrahita adalah seseorang yang mengalami lemah berfikir, keterbelakangan mental, cacat mental, gangguan intelektual, anak yang IQnya dibawah 70.
Tunagrahita digolongkan menjadi 3:
1.    Mampu rawat
2.    Mampu latih
3.    Mampu didik
Faktor penyabab ketunagrahitaan adalah:
1.    Genetik (kerusakan atau kelainaan biokomiawi, abnormalitas, kromosomal)
2.    Peradangan pada selaput otak dan problem nutrisi karena kkurang gizi atau protein.
3.    Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir (gangguan saat kehamilan).
4.    Gangguan jiwa berat dan pengaruh lingkungan.
Ciri-ciri fisik anak yang mengalami tunagrahita:
1.    Lambat dalam mempelajari hal-hal baru.
2.    Cacat fisik dan perkembangan gerak.
3.    Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri.
4.    Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim atau kurang wajar.

4.    Tunadaksa
Tunadaksa adalah seseorag yang mengalami kelainan yang meliputi cacat tubuh atau kerusakan pada fisik dan kesehatan, kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan otak dan syaraf tulang belakang.
Faktor penyebab tunadaksa adalah terjadinya ineksi penyakit, kelainan pada kandungan, saat mengandung mengalami trauma (kecelakaan), pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan.
Anak tunadaksa pada dasarnya sama dengan anak normal lainnya, hanya dari aspek psikologi mereka membutukan rasa aman dalam kehidupannya.

5.    Tunalaras
Suka melakukan hal-hal yang negatif, seperti: mencuri, minum minuman keras, dll. Mereka melakukan itu semua hanya untuk mencari kepuasan. Anaknya banyak tingkah dan tidak bisa diam. Penanganannya biasanya melibatkan polisi, kiyai dan guru SLB.

6.    Kecerdasan Istimewa
Anak yang mempunyai kecerdasan istimewa biasanya IQnya 125 ke atas dan sekolahnya di sekolah Ekselerasi. Contoh anak yang mempunyai kecerdasan istimewa adalah B. J. Habibi.
7.    Tunaganda
Tunaganda adalah anak yang memiliki cacat dobel atau anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis atau lebih).
Ciri-ciri anak yang mengalami tunaganda adalah:
1.    Kurang komunikasi atau sama sekali tidak bisa komunikasi.
2.    Perkembangaan motorik dan fisiknya terlambat.
3.    Sering kali menunjukan erilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
4.    Kurang dalam keterampilan diri sendiri.
5.    Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai.
Faktor penyebab tunaganda adalah:
1.    Ibu kekurangan gizi saat mengadung, serta terlalu banyak mengkonsumsi obat dan alkohol.
2.    Kelahiran prematur, kekurangan oksigen pada saat kelahiran, luka pada otak saat kelahiran.
3.    Kepala kengalami kecelakaan, jatuh, mendapat pukulan atau siksaan.
4.    Nutrisi yang salah, keracunan makanan atau penyakit tertentu yang berpengaruh pada otak.

8.    Bakat Istimewa
Biasanya anak yang mempunyai bakat istimewa IQnya pas-pasan atau biasa-biasa saja, tetapi bakat yang dimiliki luar biasa. Contohnya seperti Mahar dalam novel Laskar Pelangi.

9.    Diftek
Anak yang memiliki daya meniru tinggi.

10.  Lambat

11.  Kesulitan Belajar

12.  HTHD
Mudah terpengaruh hal-hal baru, sensitif, bisa menjawab pertanyaan dengan cepat tapi menyimpang dari soal.

13.  Autis
Anak yang mengalami kelainan secara kompleks, susah diajak berkomunikasi, IQnya pada batas atas sampai batas bawah.
Ciri-cirinya: hiperaktif, membeo atau bicara terus menerus, kadang menangis atau tertawa sendiri. Anak autis makanannya harus dijaga atau diet, tidak boleh makan makanaan yang mengandung tepung, karena eveknya anak akan mengalami hiper.
Anak autis lebih cepat ssembuh dibandingkan denan anak-anak yang mengalami tunagrahita.. caranya dilakukan terapi terus menerus.

14.  Korban narkotika
Anak yang mempunyai masalah yang sangat berat, ibu dan ayahnya bercerai. Penanganannya bisa di SLB, bisa di tempat rehabilitasi.

15.  Indigo
Anak yang memiliki indera keenam, bisa tahu makhluk halus, mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan. Contohnya seperti Gus Dur atau Mama Laurent.

2.2    Sistem Pembelajaran Pada Anak Yang Berkebutuhan khusus
Sekolah adalah tempat untuk mencari ilmu, temen dan jati diri. Disetiap sekolah pasti mempunyai sistem pembelajaran untuk anak didiknya, sama halnya dengan SLB. Dari penelitian yang saya lakukan di SLB Lamongan, disana juga mempunyai sistem pembelajaran yang sama seperti di sekolah-sekolah umum lainnya. Di SBL Lamongan ada SDLBN, SMPLB Ma’arif dan SMALB Ma’arif. Kurikulum yang dipakai di SLB Lamongan tidak jauh berbeda dengan sekolah umum, cuma pelajaranya sedikit lebih ringan. Ujian negara yang biasanya dilakukan di sekolah umum juga dilakukan di SBL, akan tetapi bobot soal yang diujikan agar sedikit berbeda.
Di SLB Lamongan setiap harinya ada tiga mata pelajaran. Setiap satu kelas ditangani oleh satu guru, selain pelajaran-pelajaran umum. Di SLB juga di beri mata pelajaran agama, PKn, olahraga, dan keterampilan. Keterampilan yang diajarkan bertujuan supaya apabila mereka lulus dari SBL dapat dimanfaatkan dikehidupannya dan masyarakat. Pada lulusan SLB didalam masyarakat akan diterima seperti anak normal pada umumnya. Seandainya mereka ingin bekerja, biasanya akan dilihat dari kemampuan yang dimiliki.
Para siswa-siswi SLB Lamongan sering mengikuti lomba-lamba, dll. Seperti lomba menyanyi, lomba dibidang olahraga, dll. Lomba yang diikuti sering kali mendapat juara. Di SLB Lamongan tidak menekankan umur, karena menurut pengajar-pengajar disana menganggap bahwa anak-anak yang berkebutuhan khusus sanagat membutukan pendidikan dan pelaithan untuk kemampuan dirinya dimasa depan.
Di SLB Lamnongan terdapat tujuh jurusan, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunaganda, HTHD, dan autis. Setiap jurusan sistem pembelajarannya hampir sama.
Sistem pembelajaran untuk anak yang mengalami tunanetra adalah dari cara melatih daya pendengarannya, buku pelajaran untuk anak tunanetra berbeda dengan anak-anak normal, buku pelajarannya diketik menggunakan alat khusus yaitu braille. Itu cara muda untuk anak tunaneta dalam belajar, bisa juga menggunakan tape recorder.
Sistem pembelajaran untuk anak tunarungu adalah menggunakan bahasa isyarat, seandainya  berbicara mimik/gerak bibir harus jelas, agar mereka mengerti apa yang dibicarakan. Tujuan penyelenggaraan layanan pendidikan bagi tunarungu adalah agar dapat menerima keadaan dirinya dan menyadari bahwa kekurangannya tidak menjadi hambatan untuk belajar, serta dapat menolong diri sendiri dan mengembangkan diri.
Pembelajaran untuk anak tunagrahita adalah pemberian latihan yang terus memerus dan khusus. Dapat melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat kmunikatif. Mampu menolong diri sendiri, karena pertahanan diri dan penyesuaian sosial sangat terbatas.
Pembelajaran untuk anak tunadaksa adalah guru mempunyai peran ganda, disamping sebagai pengajar, guru juga sebagai pendidik dan pelatih. Sedangkan sistem pembelajaran untuk anak tunaganda adalah ditekankan pada kemandirian anak. Pengajarannya banyak dilakukan dirumah, kalau di sekolah terlalu singkat. Keluarga yang banyak berperan, guru hanya menberi arahan dan contoh-contoh dalam bimbingan. Untuk penerapan, keluarga yang paling banyak berkumpul dengan anak. Memerlukan ketelatenan dan kejelihan untuk menangani anak yang mengalami tunaganda. Tetapi harus dilakukan secara terus menerus dan berusaha semaksimal mungkin agar akan cepat bisa. Pada intinya pengajaran untuk anak seperti ini harus digali dan dikembangkan potensi yang dimiliki.
Sistem pengajaran untuk anak autis adalah menekankan pada kemandirianan anak.  Biasanya sebelum anak masuk ke SLB, orangtua terlebih dahulu memberitahuakan kondisi anak, agar pengajar mengerti apa yang akan dilakukan pada anak tersebut. Anak yang mengalami autis diajarkan bina diri, seperti belajar berbicara, belajar bersosialisasi, tingkah laku, mengendalikan emosi, melatih motorik, berlatih diam, mengenal namanya sendiri/orang lain, dsb. Anak autis juga diterapi untuk mempercepat kesembuhan dan terapinya dilakukan terus menerus.


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Sistem pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus tidak jauh berbeda dengan anak normal. Cuma cara pengajarannya atau penyampaiannya sedikit agak berbeda. Anak berkebutuhan khusus juga diajarkan pelajaran-pelajaran umum dan seperti akan lulus sekolah, dilakukan ujian nasional seperti yang  ada di sekolah umum, akan tetapi pelajaran atau soal yang diajarkan atau diberikan sedikit agar lebih ringan.

3.2    Saran
Karena keterbatasan waktu, maka penelitian ini sangatlah terbatas. Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan pembelajaran untuk masyarakat umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar