GAYA
BELAJAR VAK
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebenarnya
sejak awal 1900 para ilmuwan pendidikan dan psikologi membuat berbagai
penelitian yang mengungkapkan tentang cara manusia memperoleh informasi. Hasil
penelitian dari berbagai generasi selama satu abad, mengatakan bahwa setiap
individu dalam menyerap dan merespon informasi menggunakan cara yang
berbeda-beda, yang sekarang lebih dikenal dengan gaya belajar.
Dari semua model gaya belajar,
model Visual, Auditori dan Kinestetik (VAK) merupakan model gaya belajar yang paling
banyak dibicarakan. Gaya belajar VAK menggunakan tiga macam sensori dalam
menerima informasi, yaitu penglihatan, pendengaran dan gerak, ketiganya diidentifikasikan
sebagai jenis gaya belajar. Semua orang menggunakan ketiga fungsi sensoriknya
untuk menangkap informasi, namun ada orang yang hanya memiliki satu gaya
belajar dominan, yang merupakan cara terbaik untuk memperoleh informasi.
Namun beberapa orang yang lain mempunyai
gaya belajar kombinasi atau bahkan seimbang antara ketiga kemampuannya. Hal inilah
yang menjadi dasar sebagian pendapat yang menyatakan bahwa gaya belajar ini
bukanlah suatu yang permanen, hanya suatu kecenderungan.
Secara sederhana gaya belajar bias
dikatakan proses sepanjang hidup. Dalam tahapannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
·
Umur
2 - 7 tahun cenderung menggunakan gaya belajar kinestetik (learning by doing)
·
Umur
8 - 14 tahun cenderung menggunakan gaya belajar visual (learning by seeing)
·
Umur
15 tahun hingga kuliah cenderung menggunakan gaya belajar auditory (learning by
seeing)
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar
VAK?
2. Bagaimana ciri-ciri anak VAK?
3. Bagaimana strategi untuk mempermudah
proses belajar VAK?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan gaya belajar VAK.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri anak VAK.
3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran
yang digunakan untuk mempermudah proses belajar VAK.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Gaya Belajar VAK (Visual, Audiotori dan Kinestetik)
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan
kinerja dalam belajar dan merupakan salah satu faktor yang menbawa kita pada
keberhasilan atau bahkan kegagalan dalam belajar. Gaya belajar
adalah kombinasi dari bagaimana kita menyerap, mengatur dan kemudian mengolah
informasi yang didapat. Setiap orang mempunyai cara termudah dalam menyerap
informasi.
Menurut
DePorter (1999:122) pada awalnya pengalaman belajar, langkah pertama adalah mengenali
modalitas seseorang sebagai modalitas visual, audiotori dan kinestetik atau
lebih dikenal dengan VAK. Bandler dan Grinder (DePorter, dkk, 2000:122)
mengungkapakn bahwa meskipun kebanyakan orang memiliki tiga modalitas VAK,
tetapi kebanyakan orang cenderung pada salah satu modelitas saja. Modalitas
belajar berhubungan dengan kecenderungan kita dalam menyerap informasi yang
masuk ke dalam otak, apakah nantinya diproses melalui visual (mata), auditorial
(telinga) ataukah kinesthesia (gerak). Dominasi otak (kanan/kiri) berhubungan
erat dengan cara kita mengatur dan mengolah informasi. Gaya belajar
disebut efektif bila ketiga unsur tersebut dipunyai dan dioptimalkan.
Gaya
belajar VAK adalah gaya belajar yang cukup popular saat ini. Konsep gaya
belajar pertama kali dikembangkan oleh para psikolog dan pengajar, seperti
Fernald, Keller dan Orton. Pada awalnya gaya
belajar VAK ini digunakan pada orang-orang yang mengalami dileksia (kesulitan
dalam mengolah kata-kata), tetapi dalam perkembangannya banyak digunakan juga
dalam pembelajaran karena dinilai efektif.
2.2
Ciri-ciri Anak Visual, Audiotori dan Kinestetik (VAK)
1.
Gaya Belajar Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi
siswa yang bergaya belajar visual, peranan pentingnya adalah mata atau
penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak atau dititik beratkan pada peragaan atau media. Anak
yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka
untuk memahami materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar
dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak
mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual,
seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak
visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
·
Ciri-ciri anak visual
1. Rapi dan teratur
2. Bicara agak cepat.
3. Mementingkan penampilan dalam berpakaian.
4. Tidak mudah terganggu oleh keributan.
5. Mengingat yang dilihat, dari pada yang
didengar.
6. Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
7. Pembaca cepat dan tekun.
8. Seringkali mengetahui apa yang harus
dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata.
9. Lebih suka melakukan demonstrasi dari
pada pidato.
10. Lebih suka musik dari pada seni.
11. Sering menjawab pertanyaan dengan
jawaban singkat ya atau tidak
12. Kadang-kadang kehilangan konsentrasi
ketika ingin memperhatikan.
2.
Gaya Belajar Audiotori (belajar dengan cara
mendengar)
Siswa
yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat
pendengarannya). Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih
cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan.
Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, tinggi
rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis
terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperi ini
biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan kaset.
·
Ciri-ciri anak auditori
1. Saat bekerja suka bicara kepada diri
sendiri.
2. Berpenampilan rapi.
3. Mudah terganggu oleh keributan.
4. Mengingat apa yang didiskusikan dari
pada yang dilihat.
5. Senang membaca dengan keras dan
mendengarkan.
6. Menggerakkan bibir mereka ketika membaca.
7. Pembicara yang fasih
8. Lebih pandai mengeja dengan keras
daripada menuliskannya.
9. Lebih suka gurauan lisan daripada
membaca komik.
10. Berbicara dalam irama yang terpola.
11. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi
hebat dalam bercerita.
12. Suka berbicara, berdiskusi dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar.
13. Mempunyai masalah dengan
pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti menggambar ruang atau
bentuk tiga dimensi, atau memotong-motong bagian-bagian hingga sesuai satu sama
lain.
3.
Gaya Belajar Kinestetik (belajar dengan cara
bergerak)
Anak
yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajarnya melalui bergerak, menyentuh,
dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
·
Ciri-ciri anak kinestetik
1. Berbicara perlahan.
2. Penampilan rapi.
3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan
situasi keributan.
4. Belajar melalui praktek dan manipulasi /
rekayasa.
5. Banyak menggunakan isyarat tubuh.
6. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yg
lama.
7. Ingin melakukan segala sesuatu.
8. Menghafal dengan cara berjalan dan
melihat.
9. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika
membaca.
10. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi
hebat dalam bercerita.
11. Menyukai buku-buku dan mengerakan tubuh
saat membaca.
12. Menyukai permainan yang menyibukkan.
13. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali
jika mereka memang pernah berada di tempat itu.
14. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
dengan menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
2.3 Strategi
untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Visual, Auditori dan Kinestetik (VAK)
·
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak visual
1. Gunakan materi visual seperti,
gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menunjukan hal-hal
penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku
berilustrasi.
4. Gunakan multi-media, seperti: komputer
dan video.
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan
ide-idenya ke dalam gambar.
·
Strategi untuk mempermudah proses belejar anak
auditori
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi
dalam diskusi baik di kelas maupun diluar kelas.
2. Dorong anak untuk membaca materi
pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara
verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya
ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
·
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
kinestetik
1. Jangan paksakan anak untuk belajar
sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil
mengeksplorasi lingkungannya. Seperti: menggunakan obyek sesungguhnya untuk
belajar konsep baru.
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen
karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk
menunjukan hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil
mendengarkan musik.
Gaya
belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang
sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya
belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang
mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gaya belajar
adalah kombinasi dari bagaimana kita menyerap, mengatur dan kemudian mengolah
informasi yang didapat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, peranan pentingnya
adalah mata atau penglihatan (visual), Anak yang mempunyai gaya belajar visual
harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka untuk memahami materi pelajaran.
Sedangkan siswa yang bertipe auditori
mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Anak
yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak yang
mempunyai gaya belajar kinestetik belajarnya melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak visual adalah dengan memberikan
materi-materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. Anak auditori
strategi yang digunakan dalam
pembelajarannya yaitu dengan mengajak anak ikut berpartisipasi dalam
diskusi baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Stategi untuk pengajaran anak
kinestetik adalah mengajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungannya. Seperti, menggunakan obyek sesengguhnya untuk belajar konsep
baru dan jangan paksa anak untuk belajar sampai berjam-jam.
3.2
SARAN
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi untuk menggunakan
gaya belajar VAK.
DAFTAR PUSTAKA
http://supersuga.wordpress.com/2009/03/12/gaya-belajar-cerdas/model-vak
http://ikhsanulhalikin.blongspot.com/gaya-belajar-vak-visual-auditori-kinestetik
http://www.sekolahrumah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar