Rabu, 12 Desember 2012

GAYA BELAJAR VAK


GAYA BELAJAR VAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Sebenarnya sejak awal 1900 para ilmuwan pendidikan dan psikologi membuat berbagai penelitian yang mengungkapkan tentang cara manusia memperoleh informasi. Hasil penelitian dari berbagai generasi selama satu abad, mengatakan bahwa setiap individu dalam menyerap dan merespon informasi menggunakan cara yang berbeda-beda, yang sekarang lebih dikenal dengan gaya belajar.
Dari semua model gaya belajar, model Visual, Auditori dan Kinestetik (VAK) merupakan model gaya belajar yang paling banyak dibicarakan. Gaya belajar VAK menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi, yaitu penglihatan, pendengaran dan gerak, ketiganya diidentifikasikan sebagai jenis gaya belajar. Semua orang menggunakan ketiga fungsi sensoriknya untuk menangkap informasi, namun ada orang yang hanya memiliki satu gaya belajar dominan, yang merupakan cara terbaik untuk memperoleh informasi. Namun  beberapa orang yang lain mempunyai gaya belajar kombinasi atau bahkan seimbang antara ketiga kemampuannya. Hal inilah yang menjadi dasar sebagian pendapat yang menyatakan bahwa gaya belajar ini bukanlah suatu yang permanen, hanya suatu kecenderungan.
Secara sederhana gaya belajar bias dikatakan proses sepanjang hidup. Dalam tahapannya dapat digambarkan sebagai berikut:
·         Umur 2 - 7 tahun cenderung menggunakan gaya belajar kinestetik (learning by doing)
·         Umur 8 - 14 tahun cenderung menggunakan gaya belajar visual (learning by seeing)
·         Umur 15 tahun hingga kuliah cenderung menggunakan gaya belajar auditory (learning by seeing)
1.2        Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan gaya belajar VAK?
2.      Bagaimana ciri-ciri anak VAK?
3.      Bagaimana strategi untuk mempermudah proses belajar VAK?

1.3        Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya belajar VAK.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri anak VAK.
3.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah proses belajar VAK.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Gaya Belajar VAK (Visual, Audiotori dan Kinestetik)
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar dan merupakan salah satu faktor yang menbawa kita pada keberhasilan atau bahkan kegagalan dalam belajar. Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana kita menyerap, mengatur dan kemudian mengolah informasi yang didapat. Setiap orang mempunyai cara termudah dalam menyerap informasi.
Menurut DePorter (1999:122) pada awalnya pengalaman belajar, langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, audiotori dan kinestetik atau lebih dikenal dengan VAK. Bandler dan Grinder (DePorter, dkk, 2000:122) mengungkapakn bahwa meskipun kebanyakan orang memiliki tiga modalitas VAK, tetapi kebanyakan orang cenderung pada salah satu modelitas saja. Modalitas belajar berhubungan dengan kecenderungan kita dalam menyerap informasi yang masuk ke dalam otak, apakah nantinya diproses melalui visual (mata), auditorial (telinga) ataukah kinesthesia (gerak). Dominasi otak (kanan/kiri) berhubungan erat dengan  cara kita mengatur dan mengolah informasi. Gaya belajar disebut efektif bila ketiga unsur tersebut dipunyai dan dioptimalkan.
Gaya belajar VAK adalah gaya belajar yang cukup popular saat ini. Konsep gaya belajar pertama kali dikembangkan oleh para psikolog dan pengajar, seperti Fernald, Keller dan Orton. Pada awalnya  gaya belajar VAK ini digunakan pada orang-orang yang mengalami dileksia (kesulitan dalam mengolah kata-kata), tetapi dalam perkembangannya banyak digunakan juga dalam pembelajaran karena dinilai efektif.

2.2      Ciri-ciri Anak Visual, Audiotori dan Kinestetik (VAK)
1.      Gaya Belajar Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, peranan pentingnya adalah mata atau penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak atau dititik beratkan pada peragaan atau media. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka untuk memahami materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
·         Ciri-ciri anak visual
1.      Rapi dan teratur
2.      Bicara agak cepat.
3.      Mementingkan penampilan dalam berpakaian.
4.      Tidak mudah terganggu oleh keributan.
5.      Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar.
6.      Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
7.      Pembaca cepat dan tekun.
8.      Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata.
9.      Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato.
10.  Lebih suka musik dari pada seni.
11.  Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
12.  Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan.

2.      Gaya Belajar Audiotori (belajar dengan cara mendengar)
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
·         Ciri-ciri anak auditori
1.      Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.
2.      Berpenampilan rapi.
3.      Mudah terganggu oleh keributan.
4.      Mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat.
5.      Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
6.      Menggerakkan bibir mereka ketika membaca.
7.      Pembicara yang fasih
8.      Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
9.      Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
10.  Berbicara dalam irama yang terpola.
11.  Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
12.  Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
13.  Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti menggambar ruang atau bentuk tiga dimensi, atau memotong-motong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.

3.      Gaya Belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak)
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajarnya melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
·         Ciri-ciri anak kinestetik
1.      Berbicara perlahan.
2.      Penampilan rapi.
3.      Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
4.      Belajar melalui praktek dan manipulasi / rekayasa.
5.      Banyak menggunakan isyarat tubuh.
6.      Tidak dapat duduk diam untuk waktu yg lama.
7.      Ingin melakukan segala sesuatu.
8.      Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
9.      Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
10.  Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
11.  Menyukai buku-buku dan mengerakan tubuh saat membaca.
12.  Menyukai permainan yang menyibukkan.
13.  Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu.
14.  Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian dengan menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

2.3      Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Visual, Auditori dan Kinestetik (VAK)
·         Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual
1.      Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2.      Gunakan warna untuk menunjukan hal-hal penting.
3.      Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4.      Gunakan multi-media, seperti: komputer dan video.
5.      Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
·         Strategi untuk mempermudah proses belejar anak auditori
1.      Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di kelas maupun diluar kelas.
2.      Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3.      Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4.      Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5.      Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
·         Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik
1.      Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2.      Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya. Seperti: menggunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru.
3.      Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4.      Gunakan warna terang untuk menunjukan  hal-hal penting dalam bacaan.
5.      Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

BAB III
PENUTUP

3.1      Kesimpulan
Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana kita menyerap, mengatur dan kemudian mengolah informasi yang didapat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, peranan pentingnya adalah mata atau penglihatan (visual), Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka untuk memahami materi pelajaran. Sedangkan  siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajarnya melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual adalah dengan memberikan materi-materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. Anak auditori strategi yang digunakan dalam  pembelajarannya yaitu dengan mengajak anak ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Stategi untuk pengajaran anak kinestetik adalah mengajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya. Seperti, menggunakan obyek sesengguhnya untuk belajar konsep baru dan jangan paksa anak untuk belajar sampai berjam-jam.

3.2      SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi untuk menggunakan gaya belajar VAK.

DAFTAR PUSTAKA
http://supersuga.wordpress.com/2009/03/12/gaya-belajar-cerdas/model-vak
http://ikhsanulhalikin.blongspot.com/gaya-belajar-vak-visual-auditori-kinestetik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar