Senin, 01 April 2013

PARAGRAF

v Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dari bahasa inggris “Paragraf”. Paragraf sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda, dari kata Latin A LINEA yang berarti “ Mulai dari baris yang baru”. Kata Inggris paragraf terbentuk dari kata Yunani PARA” yang berarti Sebelum” ,dan “GRAFEIN” yang berarti, “Menulis atau menggores”. Sehingga disimpulkan sedemikian, paragraf adalah satuan bahasa yang lengkap, yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Sebagai satuan bahasa yang lengkap artinya dalam paragraf tersebut terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang bias dipahami oleh pembaca. Sedangkan paragraf mempunyai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti paragraf itu dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal.
v Ciri-ciri kalimat utama :
1.    Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
2.    Merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri.
3.    Mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
Ciri-ciri kalimat penjelas :
1.    Dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2.    Kadang arti kalimat baru jelas ketika dihubungkan dengan kalimat lain.
3.    Pembentukannya sering membutuhkan kata sambung.
Ciri-ciri paragraf
1.    Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
2.    Setiap paragraf memiliki satu kalimat topik dan yang lainnya merupakan kalimat penjelas.
3.    Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan utama).
v Persyaratan gramatikal dalam paragraf dapat dipenuhi kalau dalam paragraf itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam paragraf tersebut. Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu adanya KOHESI (kesatuan dalam paragraf) memiliki koherensi (keterpautan makna).
1.    Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.    Kepaduan paragraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Kesatuan paragraf yang memerlukan koherensi itu dapat diperhatikan melalui hal-hal berikut:
a.    Pengulangan (Repetisi)
b.    Penggunaan kata ganti
c.    Penggunaan Kata Penghubun
Penggunaan kata penghubung koherensi paragraf dilakukan penulis apabila :
1.    kesulitan dalam menggunakan repetisi dan kata ganti.
2.    paragraf itu tidak menekankan gagasan tetapi lebih bersifat memperjelas.
3.    menjaga kesatuan paragraf dan juga memperhatikan kesinambungan dengan paragraf selanjutnya
4.    upaya penulis mengarahkan gagasan pada keterangan yang menyatakan hubungan tambahan, hubungan pertentangan, hubungan perbandingan, hubungan sebab, hubungan singkatan, hubungan tujuan, hubungan waktu, dan hubungan tempat.
3.    Kelengkapan Paragraf
Paragraf pada dasarnya merupakan sebuah miniatur karangan. Sebagai miniatur karangan, paragraf tentu harus memenuhi syarat sebuah karangan yang salah satunya adalah unsur kelengkapan. Paragraf dapat dikatakan memenuhi unsur kelengkapan jika membicarakan seluk-beluk kalimat topik secara terperinci. Paragraf dikatakan tidak lengkap jika kalimat topiknya tidak dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas.
Aspek kelengkapan ini sering disebut pula dengan ketuntasan. Paragraf yang dianggap tuntas adalah paragraf yang di dalamnya sudah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Hal ini berarti bahwa paragraf harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis. Paragraf dianggap tuntas jika sudah mengandung informasi yang lengkap mengenai isi paragraf itu. Kelengkapan paragraf dapat diwujudkan dengan mengembangkan gagasan utama yang dikemas dalam kalimat topik secara lengkap. Informasi yang terkandung di dalam kalimat topik harus didukung oleh informasi lain agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud penulis.
v Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan letak kalimat topiknya paragraf dibagi atas:
1.    Paragraf Deduksi
Paragraf deduksi artinya paragraf yang memiliki pikiran utama pada awal alinea, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelas. Paragraf deduksi sering juga disebut paragraf umum, ke paragraf khusus. Contoh paragrafnya adalah paragraf yang memiliki isi kalimat penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan atau rincian kalimat topik.
2.    Paragraf Induksi
Paragraf induksi (khusus ke umum) yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir kalimat. Artinya, kalimat-kalimat awal merupakan kaimat penjelas, sedangkan kalimat akhir merupakan kalimat utamanya.
3.    Paragraf Kombinasi
Kalimat utamanya pada sebuah paragraf pada hakekatnya hanya memiliki satu kalimat utama. Tapi, pada paragraf  kombinasi, kalimat utamanya bisa terletak pada awal atau juga bisa terletak pada akhir paragraf. Jika dikatakan kombinasi, karena jika kalimat utamanya terletak pada awal kalimat, maka akan ditegaskan pada akhir kalimat, begitu juga sebaliknya. Sehingga, paragraf ini sering disebut paragraf deduktif-induktif.
4.    Paragraf Penuh
Paragraf penuh maksudnya paragraf penuh dengan kalimat topik, seluruh kalimat yang membangun suatu paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan narasi terutama dalam karangan fiksi.
Berdasarkan sifat isinya (Bedasarkan bentuk pengembangannya)
1.    Paragraf Argumentasi
Paragraf yang berusaha mengungkapkan pendapat dan sikap penulis. Sikap dan pendapat penulis diungkapkan dalam bentuk fakta. Ciri khas paragraf argumentasi terletak pada pendapat yang disertai dengan alasan yang mendukung. Contohnya karya ilmiah, makalah, skripsi, tesis dan disertasi.
2.    Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa ajakan yang mengajak pembaca dengan mengemukakan alasan, contoh dan bukti yang kuat, untuk meyakinkan pembaca, atau pendengar sehingga pembaca membenarkan dan mengikuti ajakan penulis. Contohnya majalah, surat, surat kabar, radio, selebaran, kampanye dan lain-lain.
3.    Paragraf Deskripsi/Deskriptif
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan objek yang sedang dibicarakan atau dituliskan sehingga pendengar atau pembaca seolah-olah melihat objek yang sedang dibicarakan. Atau dengan kata lain paragraf deskripsi menaruh harapan pada pembaca atau pendengar seolah-olah melihat keadaan peristiwa tersebut secara langsung. Biasanya digunakan dalam karya sastra dan biografi seseorang.
4.    Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat memaparkan, menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu. Jenis paragraf ini bertujuan untuk memperluas atau menambah wawasan pembaca atau pendengar. Bentuk paragraf ini biasa dipakai untuk memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu. Contohnya penulisan cara kerja sebuah mesin, cara mengkomsumsi obat-obatan dan sebagainya.
5.    Paragraf Narasi/Naratif
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan kejadian atau peristiwa dari awal sampai akhir yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk perceritaan. Paragraf narasi berusaha menceritakan atau menuliskan kejadian-kejadian yang ingin disampaikan penulis berdasarkan urutan waktu. Biasanya digunakan dalam bentuk riwayat hidup, novel, cerpen dan roman.
Berdasarkan posisi dan fungsinya dalam paragraf
1.      Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berfungsi sebagai pengantar menuju masalah yang akan dibahas. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, Paragraf pembuka harus dapat difungsikan untuk mengantar pokok pembicaraan, menyiapkan pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan. Bentuk-bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu;
a.    Kutipan, pribahasa, anekdot atau cerita yang lucu, singkat dan mengesankan
b.    Uraian mengenai pokok pembicaraan
c.    Sesuatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang
d.   Uraian tentang pengalaman pribadi
e.    Uraian tentang maksud dan tujuan penulis
f.     Sebuah pertanyaan
g.    Memberikan latar belakang suasana atau watak
h.    Melukiskan sejarah atau riwayat hidup seseorang
i.      Memberi ringkasan isi karangan
2.    Paragraf Penghubung atau Pengembang
Merupakan paragraf yang bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka. Paragraf pengembang dalam karangan dapat difungsikan sebagai berikut:
a.    Mengemukakan inti persoalan
b.    Memberi ilustrasi dan contoh
c.    Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
d.   Meringkaskan paragraf berikutnya
e.    Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
4.    Paragraf Penutup
Merupakan paragraf yang berfungsi mengakhiri bagian suatu karangan atau seluruh karangan. Paragraf ini biasanya berisi simpulan atau saran atau bahkan penegasan kembali paragraf pembukanya. Paragraf penutup harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.    Sebagai paragraf penutup, maka paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
b.    Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
c.    Hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar